KOMPAS.com – Buah kurma merupakan salah satu makanan yang banyak dikonsumsi ketika berbuka puasa Ramadhan.
Ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo menjelaskan, kurma bermanfaat untuk mengembalikan energi setelah berpuasa karena kandungan gula alami di dalamnya.
Meski demikian, kurma tidak akan menyebabkan lonjakan gula darah. Sebab, kandungan serat yang tinggi dalam buah ini dapat memperlambat penyerapan gula ke dalam darah.
“Buah yang sangat manis dan aman untuk dikonsumsi oleh orang berpuasa maupun orang punya penyakit gula darah atau diabetes itu kurma,” kata Toto kepada Kompas.com, Selasa (25/2/2025).
“Kandungan gizinya bagus dan menyehatkan, dan (juga) tidak membuat penyakit diabetes,” sambungnya.
Lantas, adakah batas aman makan kurma untuk buka puasa?
Baca juga: 20 Jenis Kurma di Dunia, Ada yang Berwarna Gelap dan Bertekstur seperti Cokelat
Batas aman makan kurma?
Toto menyampaikan, tidak ada batasan aman konsumsi kurma yang perlu dipatuhi. Dengan begitu, kurma bisa dikonsumsi sesuai dengan selera masing-masing.
“Misal, ‘Saya akan makan kurma saja saat berbuka puasa, saya makan besarnya sehabis tarawih’. Itu ya ada, tidak apa-apa” jelas dia.
Meski demikian, Toto mengingatkan, kurma sebaikanya dikonsumsi secukupnya dan tidak berlebihan.
Hal itu dilakukan agar tetap bisa mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan lengkap lainnya.
Menurutnya, batas makan “secukupnya” bergantung dengan ukuran buah kurma yang dikonsumsi.
“Kalau saya merekomendasi biar kita sehabis buka puasa itu juga dapat makan nasi lengkap dan seimbang, sebaiknya kurma dimakan 3 atau 5 butir sudah cukup,” tutur dia.
“Andai kata kurma ajwa atau sukari (ukurannya) besar-besar, 3 butir sudah cukup. Tapi kalau kurmanya kecil-kecil, mungkin 7 butir cukup,” lanjutnya.
Baca juga: Dokter: 11 Kelompok Orang Ini Tak Dianjurkan Puasa Ramadhan
Ciri-ciri kurma layak konsumsi
Toto mengungkapkan, ciri-ciri kurma yang layak untuk dikonsumsi adalah masih terlihat kencang atau tidak mengempis.
Dia menuturkan, buah kurma tidak akan mengalami pembusukan, tetapi hanya akan mengering.
“Kurma itu kehebatannya tidak busuk, tapi mengering. Karena gula di dalam kurma itu sekaligus menjadi pengawet, otomatis. Mengering pun masih bisa dikonsumsi,” ungkapnya.
Namun demikian, apabila terdapat lubang yang terlihat di permukaan kurma, disarankan untuk tidak mengonsumsinya.
Pasalnya, lubang tersebut menandakan terdapat serangga seperti ulat yang telah memasuki atau bersarang di dalam kurma.
Jika kurma memiliki aroma apek atau tidak sedap, tandanya buah itu sudah tersimpan cukup lama dan tidak layak konsumsi.
Baca juga: Tips Olahraga Saat Puasa Ramadhan 2025: Waktu, Jenis, dan Durasinya
“Seharusnya penjual itu first in dan first out, artinya kurma yang datang duluan, lalu dijual duluan. Jadi aman (dikonsumsi), tidak ada kurma yang tersimpan terlalu lama,” ujarnya.
Selain itu, adanya bercak putih pada kurma juga bisa menjadi pertanda bahwa buah itu sudah tidak layak konsumsi.
Pasalnya, bercak putih bisa saja merupakan jamur yang telah menempel di buah kurma.
Toto juga merekomendasikan agar kurma dicuci atau dibilas terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Hal itu berguna untuk menghilangkan debu-debu yang masih menempel pada kurma dari proses pengemasan dan penyimpanan.
“Boleh (dicuci dahulu), agar yakin untuk dikonsumsi aman,” jelas Toto.
Baca juga: 6 Tips Sederhana Mempersiapkan Kondisi Tubuh untuk Puasa Ramadhan