[BERITA FOTO] Aksi Indonesia Gelap: Awalnya Tenang, Berujung Tegang

JAKARTA, KONPAS.com – Para mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi bertajuk “Indonesia Gelap” di dekat Patung Arjuna Wijaya atau patung kuda, Gambir, Jakarta Pusat.

Mulanya, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Provf Dr Hamka mulai memadati area patung kuda sekitar pukul 14.45 WIB.

Massa aksi gelombang kedua yang berasal dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan UPN Veteran Jakarta tiba di lokasi sekitar pukul 16.25 WIB.

Baca juga: Ini 13 Tuntutan Massa Aksi Indonesia Gelap untuk Pemerintah

Mereka melakukan longmarch dari Taman Ismail Marzuki.

Selanjutnya, giliran rombongan yang longmarch dari Universitas Indonesia yang tiba di patung kuda, disusul rombongan lainnya. 

Sejumlah petugas memasang barrier beton untuk membuat batas antara area steril dan area demo.

Beberapa kendaraan taktis Brimob Polri juga terparkir tak jauh dari patung kuda.

Awalnya, kedatangan massa aksi tenang tanpa gejolak. Mereka menyuarakan pendapat mereka sambil membawa sejumlah spanduk.

Namun, semakin malam, suasana semakin memanas.

Baca juga: Penampakan Terkini Massa Aksi Indonesia Gelap di Jalan Medan Merdeka Barat

Spanduk nyeleneh

Aksi “Indonesia Gelap” ini tak hanya diwarnai orasi. Sejumlah spanduk dengan tulisan unik dan sindiran tajam juga ikut meramaikan aksi mahasiswa ini.

Salah satu spanduk yang menarik perhatian bertuliskan, “Anaknya makan gratis, ortu-nya di-PHK”.

Kalimat ini menyentil program makanan bergizi gratis (MBG) yang sudah berjalan sejak 6 Januari 2025 dan dikaitkan dengan kebijakan efisiensi anggaran di berbagai instansi. 

Selain itu, beberapa spanduk lain juga terlihat di tengah kerumunan demonstran.

Ada yang bertuliskan “Tut Wuri Efisiensi”. Tak ketinggalan, sindiran lainnya, seperti “EfisienShit!”, dan “Ok Gas Ok Gas, Anggaran Sulit!” juga ikut mewarnai aksi ini.

Baca juga: Ragam Spanduk Nyeleneh di Tengah Demo Mahasiswa Indonesia Gelap

Situasi menegang

Semakin sore, situasi aksi semakin memanas. Sejumlah mahasiswa membakar ban di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pukul 17.00 WIB.

Selain ban, mereka juga membakar spanduk, tumpukan sampah, dan batang kayu sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.

Kobaran api yang muncul dengan cepat membubung tinggi, sementara asap hitam pekat memenuhi area unjuk rasa.

Bau menyengat dari ban yang terbakar membuat banyak peserta aksi terpaksa mengenakan masker.

Para mahasiswa secara bergiliran menyampaikan orasi untuk menuntut perhatian pemerintah terhadap berbagai inkonsistensi yang dianggap merugikan rakyat.

Berbagai spanduk dengan pesan kritis turut dibentangkan, antara lain bertuliskan #KrisisIklimKrisisDemokrasi dan “Kabinet Gemoy Berulah”.

Selain itu, beberapa mahasiswa mencoba berusaha menarik beton pembatas.

Mereka menggunakan spanduk yang diikatkan pada besi beton untuk menariknya secara bersama-sama.

Polisi yang berada di lokasi memberikan peringatan kepada mahasiswa agar tidak menarik beton pembatas.

“Adik-adik mahasiswa untuk tidak menarik beton barrier, kami tidak ingin ada persentuhan fisik. Ini sebagai pengamanan kami,” ujar seorang petugas polisi dari mobil pengamanan. 

Meskipun telah diperingatkan, beberapa mahasiswa tetap berusaha menarik beton tersebut, namun usaha mereka tetap gagal.

Menyerang polisi

Malam menjelang, tetapi massa aksi tak kunjung bubar meski telah diperingatkan.

Mereka mulai melempar botol plastik, bilah kayu, dan sampah ke arah polisi di depan Patung Kuda.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah massa mahasiswa berdiri dan duduk di atas pagar beton, sambil menyoraki aparat.

Baca juga: Demo Indonesia Gelap Memanas, Asap Pembakaran Ban Selimuti Patung Kuda

Salah satu polisi yang menggunakan toa meminta massa aksi untuk mengakhiri unjuk rasa karena waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB.

“Kami meminta agar para massa aksi tidak menunjuk-nunjuk ke arah kami, tidak melempar barang,” ucap suara polisi dari toa tersebut.

Namun, permintaan itu segera disoraki dan ditolak oleh massa aksi.

“Apa larangannya untuk menunjuk-nunjuk? Tidak ada larangan bagi kami jika untuk menunjuk,” balas seorang massa aksi yang memegang mic.

Semakin malam, aksi makin menjadi.

Massa Indonesia Gelap kembali membakar ban dan spanduk di depan Patung Kuda.

Baca juga: Diminta Bubar, Massa Demo Indonesia Gelap Lempar Botol dan Kayu ke Polisi

Spanduk yang dibakar itu diletakkan melewati pembatas beton yang dipasang oleh polisi.

Saat kobaran api mulai terlihat, massa aksi melempar spanduk terbakar itu melewati beton pembatas jalan yang mendekati arah aparat polisi yang berjaga.

Tak hanya itu, ban, kayu, dan sejumlah spanduk juga kembali dibakar di jalan aspal.

Aksi itu membuat asap abu pekat kembali mengepul di udara.

Beberapa kali botol plastik juga terus dilemparkan ke arah polisi. 

13 tuntutan mahasiswa

Massa mulai bergerak membubarkan diri dan meninggalkan Jalan Medan Merdeka Barat pukul 20.24 WIB.

 

Di ujung aksi, mereka menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah.

Mereka menilai, ada sejumlah kebijakan pemerintah yang berdampak buruk pada masyarakat.

Baca juga: Ini 13 Tuntutan Massa Aksi Indonesia Gelap untuk Pemerintah

“Aksi ini merupakan panggilan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus mengawal jalannya pemerintahan demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat di Indonesia,” kata Bagas Wisnu, Jendral Lapangan Aksi Indonesia gelap, saat membacakan tuntutan

Berikut tuntutan massa aksi unjuk rasa yang dibacakan Bagas:

1. Ciptakan pendidikan gratis, ilmiah dan demokratis, serta batalkan pemangkasan anggaran pendidikan

2. Cabut proyek strategis nasional wujudkan reforma agraria sejati. 

3. Tolak revisi undang-undang minerba. 

4. Hapuskan multifungsi ABRI. 

5. Sahkan rancangan undang-undang masyarakat adat. 

6. Cabut instruksi presiden nomor 1 tahun 2025 yang mana instruksi presiden ini dinilai sebagai ancaman terhadap bagian-bagian yang disuruh dari kepentingan rakyat seperti pendidikan dan kesehatan.

7. Evaluasi total program makan bergizi gratis. 

8. Realisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen. 

9. Mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang perampasan aset. 

10. Menolak revisi undang-undang TNI, Polri, dan Kejaksaan yang mana revisi ini berpotensi menguatkan impunitas para aparat juga militer dan memperlemah penguasaan terhadap aparat.

11. Efisiensi dan rombak Kabinet Merah Putih. 

12. Menolak revisi peraturan Dewan perwakilan Rakyat tentang tata tertib yang mana revisi tatib ini. 

13. Reformasi kepolisian Republik Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *