SUMENEP, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur dinilai lamban dalam merespons kasus kekerasan yang menimpa Ahmad Nurdin (50), seorang guru asal Kepulauan Kangean yang diancam dengan pedang dan motor pinjamannya dibakar pada Senin (13/1/2025) lalu.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah menyayangkan lambannya respons Pemkab terhadap guru honorer yang sudah tiga puluh tahun mengajar tersebut.
Dari amatan Said, guru yang mendapat kekerasan tersebut terkesan tidak mendapat empati dari pemerintah daerah (pemda) setempat.
“Jangan sampai, ketika ada berita, hanya cukup di berita saja,” katanya.
Baca juga: Bantuan untuk Guru Sumenep yang Diteror: Pak Nurdin Menerima Motor Baru
Menurut Said, proses hukum atas pelaku kekerasan kepada Pak Nurdin terus berjalan.
Namun, Said menilai bahwa korban tidak pernah dipikirkan.
“Saya ingin mengetuk, siapa pun, punya jabatan atau tidak, menyangkut guru, tidak boleh antara kita membiarkannya berlalu begitu saja dan tidak ada empati kepada korban. Itu yang tidak boleh,” ucap dia.
Setelah kekerasan terjadi, bantuan untuk Pak Nurdin tentu diperlukan.
Namun, yang lebih penting adalah memastikan bahwa setelah kejadian kekerasan tersebut, Pak Nurdin bisa kembali mempunyai harapan dan merasa tenang selama menjadi tenaga pendidik.
“Maka saya mengimbau kepada Pemkab Sumenep, atau masyarakat yang punya kepedulian yang sama, carikan jalan keluar, supaya Pak Nurdin ke depannya memiliki harapan,” katanya.
Baca juga: Gara-gara Sambutannya Saat Jadi Pimpinan Upacara, Seorang Guru Diancam dan Motornya Dibakar
Said menyatakan bahwa Pulau Madura adalah daerah yang pluralis.
Masyarakat Madura memiliki kepekaan yang tinggi terhadap sosial, agama, dan bangsa.
“Kekerasan tidak boleh terjadi lagi. Terlebih kepada guru. Karena kekerasan bukan budaya Madura,” ucap Said.
Ahmad Nurdin (50) yang diancam pedang dan motor pinjamannya dibakar pada hari Senin (13/1/2025) lalu, mendapat bantuan sepeda motor baru.
Baca juga: Kakak Santri yang Aniaya Guru Ponpes di Mamuju Jadi Tersangka, Sudah Ditahan
Sepeda motor tersebut diserahkan oleh Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah, di Desa Pajagalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Kepada Kompas.com, guru asal Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean ini mengaku sempat gemetar saat melihat bantuan motor yang diterimanya karena masih trauma atas kejahatan yang menimpanya.