KOMPAS.com – Sejumlah netizen di media sosial X, menyebut bahwa aktivitas sleep tourism atau wisata tidur bakal menjadi tren 2025.
“Sleep tourism bakal jd tren di taun 2025Tidur nyenyak emg barang mewah skrgBersyukurlah kita yg bs tdr nyenyak 6-8 jam tanpa beban,” tulis akun X @Sin*****s pada Sabtu (24/1/2025).
“Katanya bakalan menjadi tren di tahun ini. Namanya sleep tourism. Aku udah ngelakuin ini dari sejak 2016. Aku menyebutnya liburan mager. Liburan yang ga ngapa2in, hanya numpang tidur doang. Yg kemudian dicibir, ‘liburan begitu mah, dirumah juga bisa kali.’
HAHAHA malah jd tren!!” tulis akun X @un****t pada twitnya, Minggu (26/1/2025).
Baca juga: Melihat Program Tidur Siang di Sekolah China, Siswa Diberi Fasilitas untuk Istirahat
Lalu, apa itu sebenarnya kegiatan wisata tidur yang digadang-gadang bakal jadi tren di tahun 2025? Berikut penjelasannya.
Sleep tourism muncul karena banyak yang tidak tidur nyenyak
Dikutip dari Cnet, Selasa (9/4/2024), sleep tourism adalah jenis wisata yang dilakukan orang-orang untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup, sekaligus bisa bersantai dan memulihkan tenaga.
Awal mula fenomena wisata tidur ini muncul saat orang dewasa kesulitan tidur nyenyak, ditambah stres dan lelah dengan tuntutan dunia.
Kemudian, mereka mencoba bepergian atau staycation di tempat yang dirasa tenang dan bisa memulihkan energi dengan melakukan program sleep tourism.
Kegiatan sleep tourism bukan cuma tidur, lalu apa?
Selain tidur, program sleep tourism dilengkapi dengan beragam fasilitas lain yang merilekskan tubuh dan pikiran, seperti spa, sauna, mandi air hangat, dan lainnya.
Fasilitas yang ditawarkan dalam wisata tidur sering kali mencakup konsultasi dengan ahli kesehatan dan penggunaan teknologi canggih untuk menganalisis pola tidur.
Dengan demikian, wisata tidur bukan hanya sekadar pelarian dari rutinitas sehari-hari, tetapi juga solusi untuk meremajakan diri dan memulihkan kembali energi melalui tidur yang berkualitas.
Atasi insomnia dengan sleep tourism, bagaimana caranya?
Sementara itu, menurut Forbes (31/3/2023), psikolog klinis bersertifikat ganda dan dokter spesialis tidur klinis, Michael J. Breus mengatakan, orang dengan insomnia bisa diatasi dengan mengikuti rangkaian sleep tourism.
“Tidak seorang pun bisa mengatasi insomsia dengan tidur saja, namun harus dibantu melalui program spa/resor medis yang dirancang dalam program (sleep tourism),” ujar psikolog klinis bersertifikat ganda dan dokter spesialis tidur klinis, Michael J. Breus kepada Forbes.
Menurut dia, orang yang menderita insomnia dan ingin melakukan wisata tidur, bisa menanyakan kepada pihak hotel terkait apa saja fasilitas program sleep tourism.
Beberapa hotel yang menyediakan fasilitas program wisata tidur dengan spa dan sauna yang tersedia di Indonesia, seperti:
- Aston Kartika Grogol Hotel di Jakarta,
- The Udayana Resort and Spa di Bali, dan
- The Alana Hotel di Yogyakarta.
Baca juga: Studi Ungkap, Sering Nonton Reels Sebelum Tidur Bisa Picu Hipertensi
Manfaat yang didapat dari sleep tourism
Ada beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan sleep tourism. Berikut penjelasannya.
Kurangi stres
Dikutip dari Business Standard, Kamis (18/7/2024), orang-orang yang melakukan wisata tidur umumnya adalah mereka yang tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Kualitas tidur yang buruk berdampak pada produktivitas pekerja, termasuk merasa mengantuk selama jam kerja, dan stres.
Dengan sleep tourism, seseorang menjadi terpenuhi kualitas tidur yang baik. Sehingga, stres berkurang dan tubuh menjadi segar kembali.
Baca juga: Pria India yang Dinyatakan Meninggal Hidup Kembali gara-gara Ambulans Lewati Polisi Tidur
Tingkatkan produktivitas
Tidur yang berkualitas dapat meningkatkan produktivitas seseorang. Sebab, pikiran mulai bekerja dengan baik.
Mereka yang mengikuti program sleep tourism akan menjalani kegiatan meditasi, yoga, spa, jalan-jalan di alam, pijat Ayurveda, yang meningkatkan kondisi mentalnya.
Hal ini berdampak baik dalam pekerjaan mereka hingga meningkatkan produktivitas.
Memulihkan tubuh dari kelelahan
Dengan aktivitas sehari-hari yang padat, tubuh sering kali mengalami kelelahan yang mengganggu kesehatan.
Program-program sleep tourism dirancang untuk memberikan waktu istirahat yang cukup, sehingga tubuh dapat pulih dan mengembalikan energi.
Ini sangat penting bagi mereka yang memiliki gaya hidup sibuk dan membutuhkan waktu untuk recharge energi.
Baca juga: Prediksi Penampakan Tubuh Manusia jika Tidur 6 Jam Setiap Malam